Rowo Jombor Klaten
Rowo Jombor merupakan danau kecil (situ) yang berjarak kurang lebih 15 Km di sebelah selatan Kota Klaten. Kawasan Jombor merupakan salah satu ikon pariwisata Klaten,
Kata "Rowo" berasal dari Bahasa Jawa yang berarti rawa. Rowo Jombor setiap hari cukup ramai dikunjungi warga Klaten dan sekitarnya untuk melepas penat dan sekedar makan di warung apung menikmati kelezatan beberapa ikan bakar. Pada musim lebaran, beberapa event menarik digelar di kawasan ini dan dibukit kecil disebelah rowo, event tersebut antara lain sebar ketupat dan malam meriah (maleman).
Bagi masyarakat Klaten dan sekitarnya tentu sudah tahu dengan Rawa Jombor di Desa Krakitan, Kecamatan Bayat, Klaten. Selama ini Rawa Jombor sudah dikembangkan obyek wisata unggulan di Kabupaten Klaten. Karena sekarang di Rawa Jombor tumbuh menjadi kawasan ekonomi yang cukup menjanjikan. Bahkan, kini tingkat ekonomi warga sekitar terus membaik berkat berkembangnya Rawa Jombor yang sekarang menjadi kawasan wisata potensial. Semua itu berkat adanya warung apung yang kini jumlahnya ada lebih 20 warung apung. Dulu sekitar tahun 1995 kawasan ini belum maju seperti sekarang.
Warung apung yang pertama kali didirikan adalah Warung Apung Ilham. Pendirian warung apung ini semula mencontoh warung apung di Waduk Serba Guna Gadjah Mungkur, Wonogiri. Setelah ada prospek bisnis yang menjanjikan maka dari tahun ke tahun jumlah warung apung terus bertambah. Pada hari Raya Idul Fitri dan puncaknya Syawalan warung apung banyak dikunjungi warga. Pengelola warung apung pun berpikir otak agar warungnya banyak dikunjungi warga. Ada yang menyuguhkan tontonan organ tunggal dengan sederet penyanyi secara gratis.
Juga ada yang menyediakan aneka mainan anak-anak seperti bebek-bebekan. Jika ditengok ke belakang, sebelum ada usaha warung apung perekonomian di wilayah Desa Krakitan, Kecamatan Bayat ini sangat minim sekali. Namun setelah muncul usaha warung apung, perekonomian masyarakat meningkat dan hasilnya sangat memuaskan. Usaha ini bisa membantu para pengangguran yang sampai sekarang belum mendapatkan pekerjaan. Seperti usaha yang dilakoni Pak Pekik dan Pak Sadikan, pegelola warung apung yang diberi nama Pondok Roso No 17. Warung apung ini sudah ada kurang lebih sejak sepuluh tahun yang lalu. Dari usaha warung apung dan pemancingan ini bisa membantu meningkatkan perekonomian masyarakat Desa Krakitan pada khususnya.
Biasanya, kalau ramai itu pas hari Minggu atau tanggal merah dan waktu liburan sekolah. “Mereka yang datang dalam jumlah besar biasanya pesan tempat terlebih dahulu. Biasanya dalam acara syukuran, kelulusan, arisan keluarga dan sebagainya. Masalah harga di sini cukup terjangkau,” ungkapnya. Pekik menyampaikan, menu yang disuguhkan di warungnya ini pun cukup istimewa. Namun jika ada pengunjung yang datang dan minta menu yang lain dan tidak tercatat dalam daftar menu, kami akan melayani dan membuatkannya,” tegasnya. Menurut Pekik, pengunjung yang datang itu dari segala penjuru. Dari Jogja, Boyolali, Sukoharjo, Solo, Jakarta dan lain-lain. “Apalagi jika waktu lebaran. Kan banyak orang yang mudik pulang kampung.
Dengan adanya warung apung kini kawasasn Obyek Wisata Rawa Jombor menjadi obyek wisata kuliner yang menawarkan banyak aneka jenis ikan mulai ikan lele, ikan gurameh dan jenis ikan lainnya. Bahkan, warga yang berwisata di Rawa Jombor dapat memesan ikan dalam jumlah besar baik ikan bakar atau ikan goreng untuk oleh-oleh. Oleh : Ika Rahmawati.N

0 Response to "Rowo Jombor Klaten"
Posting Komentar